Kamis, 11 Agustus 2011

APA KABAR DUNIA LINGKUNGAN HIDUP?

Wah, sudah lama sekali sejak blog ini dibuat, saya tidak mengisinya lagi, karena sibuk di blog kantor... Pas ngedit2..saya ingat kalau saya juga punya blog pribadi mengenai lingkungan hidup...dan membukanya kembali. Ya ampun, malunyaaaaa...karena blog ini lengang sekali! Tapi ini membuat saya menyadari kalau saya masih perlu menulis. nah lo, maksudnya apa? yang penting, mulai sekarang, saya akan mulai menulis lagi. hahahaha... Semangat!

Senin, 28 Maret 2011

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran Lingkungan

A. Macam – macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.

a. Pencemaran Air

Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.

Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.

Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.

b. Pencemaran Tanah

Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.

Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.

Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.

c. Pencemaran Udara

Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.

1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).

Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.

2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.

Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.

B. Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.

Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam

Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

C. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.

Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.

Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.

4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.

Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.

Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.

Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.



Sumber : Grafindo media pratama

Rabu, 23 Maret 2011

KERUSAKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA SANGAT PARAH

Indonesia sangat rentan terhadap ancaman perubahan iklim. Sayangnya, banyak pihak yang masih belum menyadari hal itu. Bahkan kondisi lingkungan di sekitar pun masih belum dipedulikan.

Hari Lingkungan Hidup Dunia (World Environment Day/WED) yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, menjadi momentum yang tepat untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkugan hidup. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai arti penting lingkungan hidup, Agung Wredho mewawancarai Menteri Lingkungan Hidup yang juga Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, pada tanggal 3 juni 2009 lalu. Berikut nukilannya.

Apa arti penting WED bagi Indonesia?

Hari Lingkungan Hidup Dunia merupakan suatu periode untuk menyegarkan kembali kepedulian kita terhadap lingkungan. Kita sering kali terlena tidak memikirkan lingkungan karena berbagai aktivitas harian hingga tidak lagi mengetahui bahwa alam sudah mengalami kerusakan cukup berat.

Mengapa dalam peringatan WED tahun ini mengambil tema “Bersama Menyelamatkan Bumi dari Perubahan Iklim”?

Saat ini, isu perubahan iklim menjadi pembicaraan hangat di dunia internasional. Perubahan iklim juga menjadi tema besar yang diangkat United Nations Environment Program (UNEP) untuk memperingati WED. Artinya, perubahan iklim menjadi fenomena yang perlu diperhatikan bersama mengingat dampaknya yang sangat besar bagi masa depan Bumi ini.

Seberapa besar dampak perubahan iklim bagi Indonesia?

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan terhadap ancaman perubahan iklim. Bahkan, tingkat kerentanannya saat ini sudah sangat akut. Karena kerusakan lingkungan seperti hutan, lahan, dan air di Indonesia sudah dikategorikan sangat parah. Walaupun sekarang ini kita bekerja keras memperbaiki lingkungan yang telah rusak, dalam dua dekade pun akan sulit untuk mengembalikan kondisi lingkungan Indonesia seperti pada era ‘70-an.

Wilayah mana saja yang dikategorikan sangat rawan kerusakan?

Pulau Jawa, sebab pulau itu merupakan pusatnya kegiatan industri yang menimbulkan berbagai macam pencemaran lingkungan.

Kondisi lingkungan di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, saat ini sangat memprihatinkan. Sebab alih fungsi di dua kota tersebut selama ini terkesan sembarangan. Penghijauan di dua kota metropolitan itu sangat minim hingga kualitas airnya sangat buruk.

Perubahan iklim dapat menyebabkan pola cuaca akan berubah secara ekstrem. Dampaknya, ketika musim hujan di kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya akan rentan mengalami bencana banjir. Sedangkan pada musim kemarau, air sulit untuk didapatkan. Hal itu sudah mulai kita rasakan bersama.

Apa langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengerem laju perubahan iklim di Indonesia?

Pemerintah memunyai target mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai akar permasalahan. Sepuluh tahun mendatang, kita harus menurunkan emisi paling tidak 17 – 20 persen dari emisi yang dihasilkan sekarang.

Sedangkan pada 2050, harus menurunkan emisi 50 persen.
Memang target tersebut masih sangat jauh dari ketetapan konvensi PBB mengenai perubahan iklim (UNFCCC) terhadap negara-negara industri maju. Pada 2020, negara-negara industri maju harus menurunkan emisi sebesar 30-40 persen dari emisi yang dihasilkan oleh mereka sekarang ini. Sedangkan pada 2050 sebesar 80 persen.

Target yang ingin kita capai itu mendapat persetujuan UNFCCC. Mengingat Indonesia sebagai negara berkembang yang masih memerlukan aktivitas industrialisasi dan meningkatkan kapasitas energi kita.
Apa pula program pemerintah untuk mencapai target tersebut?
Pemerintah memiliki program rekayasa desain energi mix yang ramah lingkungan untuk memenuhi bahan bakar industri.

Energi tersebut dapat digali dari berbagai potensi yang telah dimiliki Indonesia. Misalnya, energi panas bumi yang selama ini baru digunakan lima persen. Tujuannya mengurangi secara drastis penggunaan bahan bakar fosil.

Mengapa program tersebut terkesan baru dilaksanakan saat dampak perubahan iklim itu sudah terasa seperti sekarang ini?

Selama ini, kita masih belum menggunakan potensi berbagai alternatif energi nonfosil, karena masih dimanjakan ketersediaan berlimpah minyak bumi. Tapi hal itu tidak mungkin bisa diharapkan lagi untuk memenuhi energi pada masa depan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh lagi hanya bergantung pada minyak bumi.

Lalu, apa program yang ditujukan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan?
Pemerintah hanya dapat mengimbau masyarakat secara konsisten untuk menghemat dari berbagai sisi. Misalnya hemat energi untuk memenuhi keperluhan sehari-hari di rumah. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan lampu dan peralatan elektronik seperlunya.

Selain itu, pemerintah juga hanya dapat memberikan fasilitas agar masyarakat lebih ramah terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya, dengan menyediakan tong sampah organik dan nonorganik di tempat umum. Pemerintah juga berusaha memberikan fasilitas untuk mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat.

Tidak hanya itu, untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya, pemerintah akan memberikan insentif. Insentif itu akan diberikan kepada mereka yang secara nyata telah menunjukan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Selama ini, apa yang menjadi kendala untuk melaksanakan program tersebut?

Masyarakat yang telanjur boros dalam menggunakan energi merupakan kendala yang sulit untuk diatasi dalam menekan laju perubahan iklim. Selain itu, kita sering kali terlambat mengantisipasi kerusakan lingkungan yang ternyata berdampak besar mempercepat laju perubahan iklim.

Berapa anggaran yang dibutuhkan pemerintah untuk menjalankan program-program penanggulangan perubahan iklim?

Dana berasal dari APBN yang dilimpahkan pada setiap lembaga pemerintah. Untuk menangkal laju perubahan iklim tidak hanya tugas Kementerian Lingkungan Hidup saja, tapi tanggung jawab semua. Sumber pendanaan juga berasal dari luar negeri. Berapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk memulihkan lingkungan yang telah rusak di Indonesia tentunya sangat banyak.

Bagaimana pula rencana penarikan pajak lingkungan kepada masyarakat?

Sebenarnya yang wajib membayar pajak lingkungan adalah siapa saja yang merusak. Bagi mereka yang tidak merusak lingkungan tidak akan mungkin ditarik pajak. Mekanisme penarikannya masih dalam pembahasan lebih lanjut.

Apa imbauan Anda selaku Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim?

Untuk menekan laju perubahan iklim dapat kita mulai dari hal terkecil. Misalnya, dengan menghemat berbagai macam kebutuhan sehari-hari, mulai dari pola makan, minum, penggunaan air, dan energi listrik. Masyarakat juga bisa mengurangi emisi gas karbon secara signifikan dengan cara menggunakan kendaraan umum ketika bepergian.

Bagi mereka yang terpaksa harus menggunakan kendaraan pribadi, maka apabila membeli mobil atau motor pilihlah kendaraan yang mesinnya memiliki kapasitas tidak terlalu besar. Dengan demikian kita bersama dapat mengurangi 20 persen emisi karbon yang berasal dari alat transportasi.

(Sumber: Koran Jakarta - 05 Juni 2009)

Selasa, 22 Maret 2011

India: Global Host of World Environment Day 2011



The United Nations Environment Programme (UNEP) announced that India would be for the first time ever the global host of World Environment Day 2011 on June 5 this year.
A UNEP press release noted that India had one of the fastest growing economies in the world that is embracing the process of a transition to a Green Economy.

It said the theme of this year’s WED, “Forests: Nature at your Service” underscored the intrinsic link between quality of life and the health of forests and forest ecosystems. The WED theme also supports this year’s UN International Year of Forests, it said.

The UNEP pointed out that India is a country of 1.2 billion people who continue to put pressure on forests especially in densely populated areas where people are cultivating on marginal lands and where overgrazing is contributing to desertification.

“But the Indian Government has also found solutions. While the socio-economic pressures on the country’s forests are tremendous, India has instituted a tree-planting system to combat land-degradation and desertification, including windbreaks and shelterbelts to protect agricultural land,” it said.

The release noted that, in conserving its critical ecosystem, India had successfully introduced projects that track the health of the nation’s plants, animals, water and other natural resources, including the Sunderbans - the largest deltaic mangrove forest in the world, and home to one of India’s most iconic wildlife species: the tiger.

It said India had also launched a compensation afforestation programme under which any diversion of public forests for non-forestry purposes is compensated through afforestation in degraded or non-forested land. The funds received as compensation are used to improve forest management, protection of forests and of watershed areas. Moreover, a government authority has been created specifically to administer this programme, it said.

“Over close to the 40-year history of WED, India’s cities and communities have been among the most active with a myriad of events undertaken across the country each and every year - so it is only fitting that this rapidly developing economy is the host in 2011,” Mr Achim Steiner, UN Under-Secretary General and UNEP Executive Director, said.

“India is famous for its culture, arts, movies and world-beating information technology industries. Increasingly it is at the forefront of some of the ‘green shoots’ of a Green Economy that are emerging across the globe,” he said.
“From its manufacturing of solar and wind turbines to its Rural Employment Guarantee Act which underwrites paid work for millions of households via investments in areas ranging from water conservation to sustainable land management, foundations are being laid towards a fundamental and far reaching new development path,” he added.

UNEP said this was underlined by India’s introduction of the Clean Energy Fund into its national budget which provides subsidies for green technology and has been the basis for a National Action Plan on Climate Change which sets specific targets on issues such as energy efficiency and sustaining the Himalayan eco-system.
“India is currently planning one of the largest green energy projects in the world that will generate 20,000 megawatts of solar energy and 3,000 megawatts from wind farms on 50,000 acres in Karnataka in southwest India. The first phase of the US$50 billion project will start next year,” the release said.

In its report on the Green Economy launched yesterday, UNEP cites India and the $8 billion National Rural Employment Guarantee Act, which underwrites at least 100 days of paid work, benefiting close to 60 million rural households.

“India’s offer to host WED is another expression of India’s strong commitment to work with the global community for sustainable development. This event will serve as the inauguration of a series of events leading up to the hosting of the 11th Conference of Parties to the Convention on Biological Diversity. It will also flag off the celebrations of the international decade for biodiversity. This will in addition signal India’s commitment to the biomass economy so dependent on the sustainability of our natural resources,” Dr. T. Chatterjee, Secretary for Environment and Forests of the Government of India, said.

According to the release, Mumbai and Delhi will be the venue for this year’s global celebration of the environment, with a myriad of activities over several days to inspire Indians and people around the world to take action for the environment.
The celebrations in India on June 5 will be part of thousands of events taking place around the globe.

“WED 2011 will emphasize how individual actions can have an exponential impact, with a variety of activities ranging from school tree-planting drives to community clean-ups, car-free days, photo competitions on forests, bird-watching trips, city park clean-up initiatives, exhibits, green petitions, nationwide green campaigns and much more,” it said.

This year, UNEP plans to make WED 2011 into a bigger celebration than ever before, building on the unprecedented success of WED 2010 - when people in more than 112 countries registered activities on the WED website and WED was thrust into the blogo-sphere with the first-ever WED- blogging competition.

“The WED 2011 website will inspire, inform and involve people through unprecedented interactivity, offering daily tips, information and statistics on forest conservation, a platform where people around the world can register their activities, social networking campaigns and competitions to get people on every continent involved,” the release added.

By KOL News , Written on February 23, 2011
(http://www.asianetindia.com/whats-hot/india-global-host-world-environment-day-2011_244321.html)

SEJARAH HARI LINGKUNGAN HIDUP



Hari Lingkungan hidup sedunia pertama kali dicetuskan tahun 1972. Hal ini merupakan rangkaian kegiatan lingkungan 2 tahun sebelumnya, ketika seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson mengamati betapa kotor dan tercemarnya bumi ini oleh ulah dan kegiatan manusia, maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari untuk usaha penyelamatan bumi dari kerusakan.

Pada tanggal 22 April 1970, Gaylord Nelson memproklamasikan Hari Bumi (Earth Day), sehingga tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi atau earth Day.

Konferensi PBB mengenai lingkunganhidup yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm dan tanggal konferensi tersebut ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Negara Indonesia juga terlibat dalam konferensi tersebut dengan hadirnya Prof. Emil Salim, yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Bappenas.